10. Ma’alot Massacre - 15 Mei 1973
Pembantaian Ma'alot adalah serangan teroris dengan penyanderaan 115 orang selama dua hari. 25 orang sandera diantaranya dibunuh.
Serangan ini dimulai ketika tiga teroris Palestina bersenjata dari Front Demokratik untuk Pembebasan Palestina memasuki Israel dari Lebanon. Mereka kemudian menyerang sebuah van, menewaskan dua wanita Arab Israel dan memasuki sebuah gedung apartemen di kota Ma'alot, membunuh sepasang suami-istri dan anak mereka yang masih berusia empat tahun. Dari sana, mereka menuju Netiv Meir, sebuah sekolah dasar di Ma'alot, dan menyandera lebih dari 115 orang (termasuk 105 anak).
Para teroris kemudian mengeluarkan tuntutan untuk membebaskan 23 gerilyawan Palestina dari penjara-penjara Israel, atau mereka akan membunuh siswa. Pada hari kedua konflik itu, sebuah unit dari Brigade Golani menyerbu gedung. Selama pengambilalihan tersebut, para teroris membunuh anak-anak dengan granat dan senjata otomatis. Pada akhirnya, 25 sandera, termasuk 22 anak, tewas dan 68 lainnya terluka.
9. TWA Flight 841 - 8 September 1974
Pada 8 September 1974, sebuah pesawat Boeing 707-331B (nomor ekor N8734) yang beroperasi di TWA Flight 841 lepas landas dari Bandara Internasional Ben Gurion, Tel Aviv dalam perjalanan ke JFK International Airport, New York City. Penerbangan tersebut dijadwalkan mendarat di Athena, kemudian Roma, sebelum kemudian melanjutkan ke New York.
Setelah berhenti selama 68 menit di Athena, pesawat naas tersebut melanjutkan penerbangan ke Roma. Sekitar 30 menit setelah lepas landas, pesawat jatuh di Laut Ionia. Semua 79 penumpang dan sembilan awak tewas.
Kantor maskapai Tel Aviv mengatakan, 49 penumpang naik ke pesawat untuk tujuan Roma dan Amerika Serikat. Mereka termasuk 17 orang Amerika (plus bayi) 13 Jepang, empat Italia, empat Perancis, tiga warga India, dua warga Iran, dua warga Israel, dua warga Sri Lanka, Australia dan Kanada. Reuters melaporkan total 37 orang Amerika di atas kapal.
Di Beirut, dilaporkan bahwa sebuah organisasi pemuda Palestina mengklaim telah menempatkan gerilyannya di pesawat itu dengan bom. Namun, juru bicara TWA menyangkal pernyataan tersebut. Kemudian, Dewan Keselamatan Transportasi Nasional menentukan bahwa pesawat itu memang hancur oleh bom tersembunyi di kargo, yang menyebabkan kerusakan struktur mengakibatkan penerbangan terkendali.
Kecurigaan kemudian mengarah ke Abu Nidal dan organisasi terorisnya. Pada bulan Januari 2009, Associated Press menerbitkan sebuah investigasi mengatakan bahwa Khalid Al-Duhham Jawary, bertanggung jawab atas plot bom 1973 New York City, itu terkait dengan pemboman Penerbangan TWA 841
8. Puerto Rican nationalist group FALN - 3 Agustus 1977
Pada 3 Agustus 1977 kelompok FALN masuk Manhattan, Amerika Serikat dan membom kantor Mobil Oil dan bangunan Departemen Pertahanan AS. Mereka membunuh satu orang dan melukai delapan lainnya di kantor Mobil Oil. Besarnya serangan teroris dapat juga dinilai dari fakta bahwa kelompok tersebut memperingatkan bahwa mereka telah menempatkan anggota kelompoknya di 13 bangunan lain termasuk Empire State Building dan World Trade Center, yang mengakibatkan evakuasi seratus ribu orang.
7. Border of Chechnya - 24 Maret 2001
Pada tanggal 24 Maret 2001, terjadi serangan bom mobil tiga di kota-kota Rusia dekat perbatasan Chechnya yang mengakibatkan kematian 20 orang dan hampir 93 orang terluka.
6. Amerithrax -18 September 2001
Serangan antraks pada 2001 di Amerika Serikat, terjadi pada Selasa, 18 September 2001, tepat satu minggu setelah serangan 11 September. Kasus ini kemudian disebut dengan Amerithrax oleh FBI
Surat yang berisi spora anthrax yang dikirim ke beberapa kantor media berita dan dua senator Demokrat AS, menewaskan lima orang dan menginfeksi 17 lainnya. Menurut FBI, kasus tersebut sebagai salah satu terbesar dan paling kompleks dalam sejarah penegakan hukum
Fokus utama di tahun-tahun awal penyelidikan adalah seorang ahli bio-senjata bernama Steven Hatfill, yang akhirnya dibebaskan. Seorang tersangka lain, Bruce Edwards Ivins, menjadi fokus penyelidikan sekitar 4 April 2005. Ivins adalah seorang ilmuwan yang bekerja di laboratorium pemerintah biodefense di Fort Detrick di Frederick, Maryland. Pada tanggal 11 April 2007, Ivins diletakkan dibawah pengawasan FBI dan menetapkan Ivins sebagai tersangkanya. Pada tanggal 27 Juli 2008, Ivins bunuh diri dengan overdosis asetaminofen.
Pada tanggal 6 Agustus 2008, meskipun tidak memiliki bukti langsung dari keterlibatannya, jaksa federal menyatakan Ivins sebagai aktor dibalik teror ini. Dua hari kemudian., Senator Charles Grassley dan Rep Rush Holt dipanggil untuk mendengarkan pada sidang ke penanganan investigasi DOJ dan FBI. Pada tanggal 19 Februari 2010, FBI secara resmi menutup penyelidikan.
5. Pengeboman World Trade Center 1993 - 26 Februari 1993
Serangan dilakukan pada 26 Februari 1993 dengan menggunakan truk bom berisi 606 kg gas hidrogen-nitrat yang diparkir di garasi basement North Tower (Menara A).
Rencana, jika truk diparkir pada tempat yang tepat kemudian meledakkannya, dapat meruntuhkan North Tower (Menara A) dan roboh ke South Tower (Menara B) sehingga dapat menewaskan ribuan orang. Rencana tersebut gagal, namun menewaskan 6 orang dan melukai ribuan lainnya akibat ledakan bom truk tersebut.
Serangan itu direncanakan oleh sekelompok konspirator termasuk Ramzi Yousef, Mahmud Abouhalima, Mohammad Salameh, Nidal A. Ayyad, Abdul Rahman Yasin dan Ahmad Ajaj. Mereka menerima pembiayaan dari Khaled Sheikh Mohammed, paman Yousef. Pada bulan Maret 1994, empat pria dihukum karena melakukan pemboman itu. Mereka adalah Abouhalima, Ajaj, Ayyad dan Salameh. Pada November 1997, dua lagi dihukum: Yousef, dalang di balik pengeboman, dan Eyad Ismoil, yang mengendarai truk yang membawa bom.
4. Pengeboman Wall Street - 16 September 1620
Pengeboman Wall Street terjadi pada 16 September 1920, New York City. Serangan dilakukan pada siang hari, menggunakan gerobak kuda yang berisi 45 kg dinamit dan 230 kg logam berat lainnya, yang diledakkan tepat di seberang jalan JP Morgan Bank, tempat tersibuk di lokasi tersebut.
Ledakan itu menewaskan 38 dan 143 terluka parah. Korban sebagian besar anak muda yang bekerja sebagai utusan, stenograf, juru tulis dan broker. Bom menyebabkan kerugian lebih dari $ 2 juta kerusakan properti ($ 23.000.000 disesuaikan inflasi) dan menghancurkan sebagian besar ruang interior gedung JP Morgan Bank
Meskipun pelaku pemboman itu tidak pernah terpecahkan, peneliti dan sejarawan berpikir kemungkinan pengeboman di Wall Street dilakukan oleh Galleanists (kelompok anarkis Italia), sebuah kelompok yang bertanggung jawab atas serangkaian pemboman tahun sebelumnya.
3. Mumbai Attack - 26-29 November 2008
Serangan Mumbai 2008 adalah 11 insiden serangan penembakan dan pemboman di Mumbai, kota terbesar di India, oleh teroris yang datang dari Pakistan. Para penyerang diduga menerima bantuan pengintaian sebelum serangan. Ajmal Kasab, dalam introgasinya kemudian mengklaim bahwa serangan itu dilakukan dengan dukungan ISI Pakistan .Serangan yang mengundang kecaman dunia luas, dimulai 26 November dan berlangsung sampai 29 November 2008, menewaskan 164 orang dan melukai sedikitnya 308 orang
Lokasi serangan yang terjadi di Mumbai Selatan: Shivaji Terminus Chhatrapati, Trident Oberoi, Taj Mahal Palace & Tower, Leopold Cafe, Cama Hospital (rumah sakit ibu dan anak-anak), Gedung Nariman (Pusat Komunitas Yahudi), Cinema Metro, dan jalur balik dari Times of India dan College St Xavier. Ada juga ledakan di Mazagaon, di kawasan pelabuhan Mumbai, dan dalam taksi di Vile Parle. Pada pagi hari 28 November, semua lokasi kecuali hotel Taj telah diamankan oleh Polisi Mumbai dan pasukan keamanan.. Pada tanggal 29 November, Pengawal Keamanan Nasional (NSG) India melakukan Operasi Tornado Hitam untuk mencari para penyerang yang tersisa. Operasi itu mengakibatkan kematian para penyerang yang tersisa di hotel Taj dan mengakhiri semua pertempuran dalam serangan mematikan tersebut. Ajmal Kasab, satu-satunya penyerang yang ditangkap hidup-hidup, mengeungkapkan bahwa para penyerang adalah anggota Lashkar-e-Taiba, organisasi militan berbasis di Pakistan, yang dianggap sebagai organisasi teroris oleh India, Pakistan, Amerika Serikat, Inggris , dan PBB.
2. Pengeboman Oklahoma – 19 April 1995
Pengeboman Oklahoma City adalah serangan bom teroris di P. Alfred Murrah Federal Building di pusat kota Oklahoma City pada tanggal 19 April 1995. Ini akan tetap menjadi tindakan terorisme yang paling merusak di tanah Amerika setelah serangan 11 September 2001. Ledakan Oklahoma diklaim merenggut 168 nyawa, termasuk 19 anak di bawah usia 6, dan melukai lebih dari 680 orang. Ledakan itu merusak 324 bangunan dalam radius 16 blok, menghancurkan 86 mobil, dan kaca gedung di 258 bagunan di dekatnya. Bom itu diperkirakan telah menyebabkan kerugian sedikitnya $ 652.000.000.
Dalang peledakan tersebut, Timothy McVeigh, seorang simpatisan gerakan milisi Amerika, dibantu Terry Nichols termotivasi melakukan aksinya oleh kebencian terhadap pemerintah federal yang dianggap melakukan kesalahan penanganan atas Pengepungan Waco (1993) dan insiden Ruby Ridge (1992). Kedua pelaku dihukum. Timothy McVeigh dihukum mati dengan suntikan mematikan pada tanggal 11 Juni 2001, dan Nichols dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
1. World Trade Center Attack 2001 – 11 September 2001
Serangan 11 September adalah serangkaian empat serangan bunuh diri yang telah diatur terhadap beberapa target di New York City dan Washington, D.C. pada 11 September 2001. Pada pagi itu, 19 pembajak dari kelompok militan al-Qaeda, membajak empat pesawat jet penumpang. Para pembajak sengaja menabrakkan dua pesawat ke Menara Kembar World Trade Center di New York City; kedua menara runtuh dalam kurun waktu dua jam. Pembajak juga menabrakkan pesawat ketiga ke Pentagon di Arlington, Virginia.
Sedangkan pesawat keempat, Penerbangan United Airlines, jatuh di lapangan dekat Shanksville, Pennsylvania ketika penumpang berusaha mengambil alih pesawat dan gagal mencapai target aslinya di Washington, D.C. Menurut laporan tim investigasi 911, sekitar 3.000 jiwa tewas dalam serangan ini
Dugaan langsung jatuh kepada al-Qaeda, dan pada 2004. Pimpinan kelompok ini, Osama bin Laden, awalnya menolak terlibat, namun kemudian mengklaim bertanggungjawab atas serangan tersebut. Al-Qaeda dan bin Laden juga mengatakan, dukungan AS terhadap Israel, keberadaan tentara AS di Arab Saudi, dan sanksi terhadap Irak sebagai motif serangan ini. Amerika Serikat merespon serangan ini dengan meluncurkan Perang melawan Teror dengan menyerang Afganistan untuk menggulingkan Taliban yang melindungi anggota-anggota al-Qaeda.
Ts (Tina berita-setiap-saat) berpendapat Serangan 11 Septermber bukan Ulah teroris, Melainkan "TEORI KONSPIRASI".