"Dulu (setahun-dua tahun yang lalu) bisa memproduksi tempe 50 kg per hari, saat ini paling 30 kg per hari. Kecuali lagi banyak musim hajatan, itu bisa mencapai 40 kg per hari," kata Sani, Pengrajin Tempe Tahu di Kebayoran Lama kepada INILAH di Jakarta, Sabtu (2/3/2013).
Saat ini, harga kedelai di agen maupun koperasi pengrajin tempe tahu Indonesia (Kopti) mencapai Rp7.600 per kilo gram (Kg).
Meski harga agen dengan koperasi sama, namun Sani mengaku lebih memilih membeli kedelai di koperasi karena dengan harga Rp7.600 per kg, ia dapat menabung Rp100 per kg. "Lumayan nilai tabungannya, setahun sekali baru bisa diambil. Selain itu di koperasi kita juga bisa ngutang, kalau di agen kan tidak bisa," ujarnya.
Sementara terkait kedelai, Sani mengatakan selama ini hampir seluruh produksi tempe menggunakan kedelai impor. Pasalnya kedelai lokal tidak bisa memenuhi kebutuhan pasar.
"Sebenarnya bagusan kualitas kedelai lokal, tapi karena jumlahnya yang sangat sedikit dipasaran hampir tidak bisa memasok, makanya kita gunakan kedelai impor," ujar Sani.
Produksi kedelai dalam negeri saat ini baru mencapai 800ributon per tahun, padahal kebutuhan dalam negeri mencapai 2,3 juta ton, akibatnya sisanya didatangkan dari impor terutama Amerika Serikat.