Pada perdagangan Jumat (1/3/2013) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG

) ditutup menguat 15,824 poin (0,33%) ke 4.811,613. Intraday terendah 4.777,975 dan tertinggi 4.817,914. Lagi, angka ini merupakan level tertinggi sepanjang sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI).
Satrio Utomo, kepala riset PT Universal Broker Indonesia mengatakan, haruskah para pemodal mengkhawatirkan Sequester AS. “Haruskah kita takut dengan pemangkasan Anggaran di AS, sementara investor asing masih belanja saham?” tanya dia di Jakarta, Jumat (1/3/2013).
Apabila tidak terjadi kesepakatan antara kubu partai Republik dan Demokrat di Kongres AS, Jumat (1/3/2013) ini akan berlaku ‘Sequester’. Ini adalah pemotongan anggaran besar-besaran yang diperkirakan akan berdampak buruk bagi kelangsungan operasional pemerintahan serta ekonomi AS.
Lebih jauh Satrio menilai, rilis inflasi Indonesia untuk Feburuari 2013 kurang positif. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi Februari 2013 sebesar 0,75%. Angka inflasi itu lebih tinggi dibandingkan Februari 2012, yang hanya sebesar 0,05%. “Angka inflasi kita jelek. Gitu kok katanya mau Redenominasi. Benar-benar cari mati. Angka inflasi yang jelek itu yang bikin saham-saham bank pada turun,” ujarnya.
IHSG sendiri lanjut dia, sudah sampai di kisaran resistance 4.800-4.850. Investor asing masih berposisi beli. Dow Jones Industrial Average (DJIA) membuat shooting star. “Nanti malam ada sequester,” timpal dia.
Satrio mengaku mengurangi posisi sebagian. “Tapi tetap antri di harga bawah. Terutama untuk posisi di PT Telekomunikasi Indonesia (
TLKM) dan PT United Tractor (
UNTR). Kalau dapat ya sukur. Enggak dapat ya kita lihat Senin. Siapa tahu memang IHSG sudah puncak. Tapi, trend naik IHSG hanya bisa berakhir kalau Asing berhenti beli,” imbuhnya